Le Journal de La Vie : Refleksi 16 Februari
“Senja
diufuk mengingatkan untuk tidak meragukan Kasih sayang yang Maha Penyayang.
Memang manusia tidak akan pernah habis untuk menggempur segala ambisi,
kekecewaan dan kekhawatiran akan selalu datang sebagai sebuah gangguan &
pengingat. Pandangan orang lain akan menguji apakah hati yang dikatakan hanya
beradu padaNya akan tergoyahkan. Itu adalah ujian. Ujian tanda Tuhan itu
Penyayang terhadap setiap hambaNya.
Sebuah
nikmat adalah ujian, sama halnya dengan ujian yang merupakan nikmat.
Kemenangan, kecantikan, kepintaran, kebijaksanaan tidak lain tidak bukan adalah
ujian. Ujian untuk tetap memastikan manusia pada jalur yang benar. Hati dan
jiwa adalah satu kesatuan utuh. Jiwa yang baik akan senantiasa berupaya untuk
selalu berhati baik. Layaknya sastra yang. Merupakan cerminan pengalaman. Maka
hati adalah cerminan jiwa. Ya, Hati adalah representasi jiwa.
Siapapun
manusianya, hidupnya hanya sementara. Tetaplah berbuat sesuai dengan jalurnya,
jalur yang baik, jalur yang jujur, jalur yang benar. Cacian orang lain, hinaan
orang lain adalah satu bentuk nyata bahwa mereka juga tidak sempurna, mereka
mengingatkan untuk kita selalu memperbaiki diri, ambil sisi baiknya. Maafkan
mereka sekali lagi. Yang Maha Penyayang, tidaklah pernah tidur, tidaklah pernah
mengecewakan hambaNya. He is the best guide; the best listener in Dunya. It is
He who guide. Do your best, let Allah do the rest.”
Salam,
Salsabilaluna.
Comments
Post a Comment