Le Journal de La Vie : Ketulusan Hati

Kadang memang hati ini merasakan kebingungan yang amat dalam akan entitas suatu pertemanan, berteman merupakan satu dari banyaknya tahapan kehidupan, baik buruk setiap orang akan hadir mengaitkan tali pertemanan, siapapun jelas ingin memiliki teman karena tanpa teman rasanya hidup tak ubahnya kacang tanpa kulit, mengapa kacang? Kenapa kulit? Jika diibaratkan kacang merupakan the inner circle of human sedangkan kulit merupakan the outer circle of human. Pandangan tentang diri sendiri dan luar diri jelas berbeda karena the inner and the outer are always having the different sides.

Siapapun hidup manusia mungkin akan merasa kecewa tatkala ketulusannya dalam pertemanan diabaikan. Mungkin jika kau tak pernah menyampaikan makna  ketulusan, kau tidak akan dapat memahaminya. Ya, ada beberapa tipe orang di dunia ini yang terlalu baik dalam hal ketulusan oleh sebab itu mereka sering diuji melalui pengabaian. Mereka akan merasakan sakit, kekecewaan yang hanya mereka saja yang mampu menelannya karena orang yang melakukan pengabaian itu tak pernah peduli. Mungkin ada saatnya memang Tuhan yang Maha Baik membukakan mata hati orang yang mengabaikan ketulusan manusia lainnya. Tapi, ingatlah bahwa sesungguhnya life is always turning around. Jangan mengabaikan ketulusan orang lain karena sesungguhnya kau akan kehilangan orang tersebut dan menyesalinya.

Memang, belum menarik jika kau sendiri tak merasakan rasa sakit diabaikan saat kau bicara, saat kau berpendapat, sangat pilu tatkala kau harus menelannya sendiri. Berupayalah untuk seringkali membangun hubungan baik dengan orang lain terbuka dengan ketulusan, berangkat dari hal itu sesungguhnya kau baru saja membangun dirimu menjadi pribadi yang belajar akan makna ketulusan, dimana poinnya? Saat kau mendengarkan cerita pengalaman seseorang dengan seksama.  Mata adalah jendela jiwa, oleh karenannya ketulusannmu akan tampak melalui matamu. Insyaa Allah, kita semua belajar kearah yang lebih baik dalam kebaikan. Aamiin. 

salam,

Salsabilaluna