LE JOURNAL DE LA VIE : Senja yang Merenung

Jakarta, 06 Januari 2017🍃


"Senja menjelang malam..
Ia akan selalu jadi primadona bagi manusia yang ingin keteduhan; kedamaian.
Tatkala matahari kembali memejamkan matanya sejenak, seakan segala abstraksi jiwa dan hati pun akan kembali setenang biasanya. "


"Tak ada elegi, tak ada ironi dan tak ada ambisi
Semua kembali kepada kesunyian dalam pelukan sang Maha Kuasa.
Malam seakan pengingat bahwa nikmat itu akan selalu mengalir tanpa henti.
Malam menjadi pengingat bahwa yang hidup akan mati.
Sementara, fatamorgana."


"Ya, kita semua akan sampai pada titik melepaskan cangkang ini dan kembali kepada pemilik sejati.
Sebesar apapun keinginan untuk menjadi tinggi, Dialah yang Maha Tinggi penentu segalanya.
Baik menurutNya mungkin belum tentu baik menurut manusia. Tapi, akan selalu ada kebaikan dibalik ketentuannya."


"Kehilangan, kekecewaan, semua hal yang terkait melemahkan nurani itu memang akan terjadi tatkala hal tersebut —yang tak seharusnya— digemggam dihati kita, bukan di tangan . Oleh karenanya, kita kecewa, merasa hilang.
Memahami hidup dengan segudang nikmat bukanlah perkara mudah.  Ya, hati adalah samudra jiwa.  Melaluinya semua jalur terjadi."

"Oh Tuhan yang Maha Baik, yang Maha Adil, yang tidak pernah membedakan hambaNya, dan yang tidak pernah merendahkan hambaNya,
sesungguhnya.. kukuhkanlah nurani hati ini hanya padaMu.  Sehingga perbedaan antara tangan dan hati akan jelas berbeda demi kedamaian bersamaMu. "🍁


Selamat istirahat.

Salam,
Salsabilaluna

#lejournaldelavie
#reclaimyourheart

Comments

Popular Posts