Ramadhan Kariim : Ramadhan dans mon quartier
Assalamualaikum Wr.Wb.
Bonjour, ça va ? Je vous souhaite avoir des bons jours.
Setelah hampir satu bulan tidak menulis Blog, pada akhirnya
saya kembali menulis. alhamdulillah, saat ini umat muslim
di berbagai belahan dunia tengah memasuki bulan suci ramadhan. Pada bulan
Ramadhan, rahmat Allah mengalir tanpa batas. Oleh karena itu, umat manusia
diwajibkan untuk berpuasa dan berbuat kebaikan, seperti bertadarus atau
mengaji, bersedekah, menjalankan Qiyamul lail atau sholat malam dan lain sebagainya.
Berbicara tentang kekhusyuan bulan
ramadhan, masing-masing kota memiliki keunikannya tersendiri. Begitu pula di
daerah saya. Kedamaian menjalankan ibadah dan kebersamaan yang tercipta antar
warga juga ikut menyemarakkan kekhusyuan pelaksanaan ibadah puasa.
Alhamdulillah, kebersamaan dan toleransi antara warga non-muslim di sini juga
sangat baik.
Pelaksaan ibadah puasa di lingkungan
saya senantiasa di dukung dengan adanya pelaksanaan buka puasa bersama setiap
minggu, tepatnya pasca 10 hari bulan ramadhan. Biasanya lingkungan masjid
dirumah saya mengundang kyai atau ahli agama terkemuka untuk memberikan ceramah
bagi para jamaah masjid.
Hal yang menarik di dalam pelaksanaan
ramadhan di wilayah saya adalah cara membangunkan sahur dan penjualan takjil. Berikut
penjelasannya,
Cara membangunkan sahur
Untuk membangunkan sahur sendiri, di
lingkungan saya setiap malam berkumandang sholawat yang dinyanyikan oleh para
remaja masjid yang selalu andil setiap tahunnya. Metode ini diterapkan pertama
kali oleh salah seorang remaja masjid yang bernama ‘Ahmad Baihaqi’ yang tidak
lain adalah kakak sepupu saya. Kakak saya ini memiliki kemampuan bersholawat
yang sangat baik. Banyak lagu sholawat yang ia telah ketahui. Seiring berjalan
waktu, metode ini diterapkan secara berkelanjutan oleh para pemuda masjid
lainnya.
Penjualan takjil
Ada
satu jalan di lingkungan tempat saya tinggal yang dijadikan tempat penjualan
takjil. Jalannya bernama ‘Gardu’, setiap tahunnya pada pelaksanaan bulan
ramadhan, jalan ini berubah menjadi jalan takji. Setiap pedagang takjil
pasti akan membuka lahan penjualan di tempat ini, sehingga tak jarang banyak
orang yang lalu lalang, menyebrang tanpa melihat ke kiri atau ke kanan dan
tentu saja ‘kemacetan’ di jalan ini. Namun begitu, jika jalan takjil ini tidak
ada, tentu saja kemeriahan bulan ramadhan tidak akan pernah ada di lingkungan
tempat saya tinggal.
Pelaksanaan Tarawih : Masjid Jami
Almabruk
Di lingkungan saya ada satu masjid
yang sejak saya kecil telah berdiri kokoh, yakni Masjid Jami Almabruk. Masjid
ini merupakan wakaf dari seorang kiai yang terkenal sejak dulu yang bernama “Alm.
Kiyai Haji Raiman bin Amat”. Setiap tahunnya pelaksanaan tarawih di masjid ini
sangat damai dan khusyu’. Imam yang diamanatkan juga merupakan ustad-ustad yang
telah terbukti ketaatannya. Tak bisa diceritakan kekhusu’an yang terdapat di
dalamnya. Jika bertanya tentang siapa saja imam-imam tarawih yang menimbulkan
kekhusyu’an di dalamnya antara lain, Ustadz. H. Makbullah, Ustadz. Alm. H.
Abdul Rozak, H.Naseh, H. Mahfuddin, dan lain sebagainya.
Setiap malamnya,
pelaksanaan tadarus malam juga berjalan. Para remaja masjid bergantian melaksanakan tadarus Alquran. Siapa
yang tidak menyukai suasana ini? Saya yakin semua pasti menyukainya lebih dari
apapun. Kedamaian bulan Ramadhan di sini lebih dari apapun. Setiap umat yang
telah melaksanakan tarawih bertegur sapa dan saling mendoakan satu sama lain. Tidak
ada yang membenci ataupun menghina.. semoga Allah akan selalu memberikan rahmat
bagi lingkungan saya dan lingkungan kalian selalu. Aamiin yaa robbal’alamiin.
Sekian dulu ya,
cerita saya di bagian pertama ini dalam Ramadhan dans mon quartier.
Selamat menjalankan ibadah puasa bagi
kalian yang menjalankan :)
Tunggu cerita
selanjutnya yaaa…
Salam,
SF
#RAMADHANKARIIM #RAMADHANDANSMONQUARTIER #RAMADHANBERKAH
Comments
Post a Comment