Le Journal de La Vie : Refleksi Akhir Tahun 2016




“Jangan pernah melihat keberhasilan dari hasil, tapi dari Proses. Jangan liat seberapa banyak nilai yang diperoleh tapi lihat seberapa dalam proses itu memberikan makna bagi diri sendiri. Orang yang melihat proses adalah orang yang tahu bersyukur."
Hady.Ansyah




Seiring berkurangnya usia di  tahun ini, setiap hal laksana refleksi yang selalu terbaharui setiap harinya. Ya, jika berbicara tentang hidup, maka hal yang terdapat di benak adalah hidup ini tidak hanya berbicara seberapa banyak teman yang kamu miliki, seberapa banyak nilai yang kamu peroleh, seberapa banyak orang yang peduli padamu, seberapa banyak organisasi atau uang yang kamu miliki. Hidup itu berbicara tentang seberapa banyak kamu merefleksikan segala hal yang ada di sekelilingmu sebagai sarana untuk bersyukur dan mengingat segala hal yang Allah berikan. 

Menjadi tinggi hati, cerdas dibanding orang-orang yang kekurangan, paling hebat di antara orang biasa tak akan membuatmu sadar akan seberapa berarti hal yang ada sekelilingmu. Mengacuhkan hal-hal kecil sesungguhnya membuat kamu kehilangan satu bagian penting dalam hidup yakni pengingat akan keberadaan dirimu di hadapan Tuhan, Allah yang Maha Sempurna.

Ketika kau kaya, namun kau tidak dapat memahami perasaan orang yang miskin. Maka sesungguhnya kamu belum dapat dikatakan kaya hati. Ketika kau cerdas, hebat, memiliki nilai bagus diantara yang  lain, namun kau tidak dapat mengajarkan orang lain atau setidaknya memahami pembawaan dirimu di hadapan orang lain, maka sesungguhnya kamu belum hebat dalam hal ketulusan dan kepedulian hati terhadap sesama. Di sini yang berperan adalah hati, hati adalah sarana bersyukur, sarana memahami, sarana mengerti hal-hal lain di luar orientasi otak dan fisik.

Tatapan mata, seorang guru yang saya sayangi pernah meninggalkan pesan, bahwa mata adalah jendela jiwa. Entah, namun saya memiliki prinsip bahwa matamu adalah refleksi dirimu. Seberapa tulus dirimu, seberapa kuat dirimu, apakah terdapat kesombongan di dirimu atau tidak. Semua itu ada, dan dapat dilihat melalui mata.

Percaya atau tidak, saya senantiasa melihat orang melalui tatapan mata, ketika menatap mata maka saya mampu menerka bagaimana orang tersebut. Ide mengeneralisasi orang itu baik seringkali saya lakukan, dan pada akhirnya tatapan matanya menjawab ide saya.Terdapat kekecewaan dalam diri saya tatkala melihat beberapa orang yang saya hormati membedakan bahkan merendahkan seseorang. Darimana saya mampu melihat? Tatapan mata.


Kau tahu, hidup ini tidak hanya berbicara tentang ambisi, persaingan, dan kemenangan. Hidup ini pun berbicara tentang ketulusan, kerelaan, dan kekalahan. Ketika kau rela bahwa Tuhan lah sebaik-baiknya penolong, kau tulus menjalankan semua yang kau mampu lakukan, tulus terhadap siapapun yang kamu hadapi dan berbagi, ketika kau kalah dari yang menang, dan berada di titik nadir, maka kau adalah orang yang kaya akan proses.

Proses, adalah refleksi terbesar yang saya anut sejak akhir masa sekolah menengah atas. Proses menahan rasa sakit di dalam hati dan fisik mengantarkan saya pada orientasi yang lebih baik memandang hidup ini. Saya tak sempurna, saya adalah manusia lemah yang tak punya apa-apa tanpa penopang terbesar dalam hidup, Allah.


Di akhir tahun ini, sesungguhnya banyak yang menjadi bagian dari refleksi jiwa saya, antara lain, identitas seorang teman, kekeceewaan terhadap perasaan yang disebut “cinta”, makna keluarga, ketulusan mahasiswa, kebaikan seorang dosen, dan lain sebagainya.



Setiap helaan napas, sesungguhnya yang hanya terucap dalam jiwa hanya cukup Allah sebaik-baik penolong dan pelindung. Lelah menghadapi dunia yang penuh tipu dan kesombongan seketika hilang ketika menghirup udara seraya menghembuskan kalimat itu.



 "Ya Allah, di akhir tahun masehi ini, izinkanlah hamba mengucap rasa syukur atas nikmat dan karunia mu yang kau anugerahkan pada hamba, baik sakit maupun sehat, bahagia maupun sedih, kecewa maupun tidak. Hamba sesungguhnya memang lemah tanpamu, oleh karena itu ya Allah di tahun 2017 hamba memohon untuk Engkau tetap berada di sisi hamba untuk menjalankan kehidupan ini. Hidup yang penuh ketidakjelasan dan kerusuhan jiwa ini. Mudahkan, sehatkan dan lancarkan segalanya ya Allah.. lindungilah orang-orang yang diri ini sayangi dan kasihi, panjangkanlah umur orang tuaku, kedua adikku dan lainnya. Sesungguhnya engkau Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Aamiin yaa robbal’alamiin." 




HAPPY NEW YEAR FOR ALL THE READERS OF SALSABILALUNA'S BLOG 

WISH YOU HAVE A JOYFUL YEAR IN 2017.

#lejournaldelavie


Jakarta, 31 desember 2016
Salsabilaluna

Comments

Popular Posts