Menjadi Pengamat, Mengapa tidak?

Ada masa atau ruang untuk dipilih menjadi pengamat. Hal ini bukan bermakna kau berdiri diam dan tak melakukan apa-apa, tapi dengan kau melakukan apa-apa juga tak berdaya guna. Tak semua manusia mengerti perkara cara pandangmu dan orientasi hidupmu. Inilah alasan yang kiranya bisa kau gunakan untuk mengambi ruang sejenak dan menjadi pengamat.

Mengapa tidak?

Apakah kau berpikir menjadi pengamat tak bermanfaat bagi dirimu? atau kau takut mendapat pandangan orang lain tentang keacuhanmu? 

Apalah makna hidupmu jika kau hanya mendengarkan mereka yang bahkan hanya mengenalmu dari luar, tak mengetahui nilai yang kamu yakini dalam hatimu. Mereka mengatakan kau hanya berdiam diri, biarkan saja. Mereka mengatakan kau tak bermanfaat apa-apa, biarkan saja. Itu perkara hidup mereka yang hanya berbicara. 

Siapakah dirimu, apa keinginanmu, apa harapanmu untuk dunia adalah hakmu. 

Lakukan hal yang kau yakini baik bagimu dan bermanfaat bagi orang lain, entah dengan menulis, menjadi pendengar bagi mereka yang membutuhkanmu, atau melakukan berbagai proyek kemanusiaan yang digagas secara sederhana olehmu. 

Biarlah kiranya, hanya Tuhan dan dirimu yang tahu. Itu lebih baik daripada diperdengarkan oleh manusia. 

Tak selamanya, berbicara dan berkarya di hadapan umum itu bermakna.
Dunia tidak hanya selebar daun kelor, Dunia luas dengan segala manfaatnya dan keindahannya. 
terdapat jutaan cara untuk bersyukur dan menikmati hidupmu. 

Bukan perkara siapa kamu, siapa dia, lalu kamu membandingkan pencapaianmu dengan dia. 
semua itu tak akan berakhir. Semua itu hanya akan menenggelamkanmu di dasar laut tak diketahui, hilang dan tak berjejak sedikitpun.



Menulislah jika kau ingin, menulislah karena kau mau, menulislah untuk bermanfaat bagi yang memerlukan pandanganmu. 

Apa yang akan mereka katakan, sekali lagi bukan urusanmu. Itu urusan mereka yang menyukaimu atau membencimu. 

Kau harus menghidupkan jiwamu untuk berkarya, semua itu dimulai dari mana?
Dari keterbukaan hatimu untuk mengamati apa yang terjadi dalam hatimu, hidupmu, sekelilingmu, dan sebagainya. 

Menjadi Pengamat bukan perkara tuntutan, tapi panggilan hati.
Mengamati bukan perkara diam, tapi berbicara melalui mata hati. 

Percayalah, menjadi pengamat dan menciptakan karya di jalan yang berbeda tidak akan membuatmu hampa. Kau akan menemukan kenikmatan hidup yang sesungguhnya, bermanfaat bagi orang lain di balik layar dan bagi yang membutuhkan sosokmu.



01 Agustus 2017

Salam hangat,

Salsabilaluna. 

Comments

Popular Posts