Essay Salsabila
Keterkaitan antara Motivasi dan Inspirasi dalam Diri Seseorang
dengan Perkembangan Studi
Oleh Salsabila Fitriana, 1406539204
Tak
asing rasanya bukan, apabila kita mendengar kata motivasi dan inspirasi dalam
hidup. Banyak sekali tentunya buku-buku, dan beragam hal lain yang dapat
diakses begitu cepat diera ini. Namun begitu, hal tersebut rasanya tak akan
berguna jika tidak diiringi dengan keinginan dalam diri untuk berkembang.
Siapapun ingin menjadi sukses, siapapun tentu ingin berhasil dalam studinya. Lalu,
apa yang harus dilakukan? Jika kita tahu
dan mau memahami tentunya, otak dan hati kita ini pada dasarnya sudah
diciptakan sesempurna mungkin untuk kita belajar dan memaknai hidup secara
perlahan. diciptakan pula untuk menyusuri setiap hal baru yang belum pernah
kita dapat, walau terkadang memang tak semudah itu kita lakukan.
Pernahkah
kalian melihat seorang manusia yang ambisius? Jika ya bagaimana keadaan
dirinya? Seorang yang ambisius akan berusaha untuk mendorong dirinya senantiasa
bekerja tanpa kenal lelah untuk menggapai apa yang dia mau. Motivasi yang kuat
dalam dirinya mungkin tak pernah ada yang mengetahuinya kecuali Tuhan, dirinya
dan orang-orang terdekatnya. Mungkin kita akan menganggap orang yang ambisius
sangat arogan pada awalnya. Hal itu pasti terjadi di lingkungan kita disini.
Namun, jika kita lihat di Negara lain yang notabene memiliki persaingan yang
lebih tinggi, hal itu akan menjadi
wajar. Saya tidak ingin menekankan bahwa kita harus menjadi Ambisius dalam
hidup ini, namun yang saya ingin katakan alangkah baiknya jika kita perlahan menanamkan sikap itu untuk proses perkembangan
studi kita, bukan hanya ambisius mengejar nilai melainkan lebih kepada
bagaimana kita ambisius untuk menguasai apa yang kita pelajari.
Jika kita
berpikir mengenai nilai, rasanya tak akan pernah kita merasa puasa atas apa
yang kita dapatkan. Saya pernah membaca sebuah buku yang berjudul “Menjadi
Remaja Cerdas karya H.M Rusli Amin” dalam buku tersebut terdapat sebuah kisah
tentang seorang anak yang bernama Jason, ia dikenal sangat pintar dan
berkeinginan ingin masuk sekolah kedokteran di Inggris saat itu. Namun suatu
hari ia mendapat nilai B di salah satu mata ajar yang ia dapat, karena ia
memiliki orientasi yang tinggi terhadap nilai guna menunjang hidupnya . Tanpa
memiliki rasa iba ia melukai gurunya. Sungguh menyedihkan bukan melihat sikap
kita apabila memiliki ambisi hebat namun berorientasi hanya pada angka-angka.
Perkembangan
studi sesungguhnya tak perlu diorientasikan pada nilai, seharusnya seperti itu.
Mengapa saya berkata seperti itu? Saya berkata seperti itu karena saya dulu
memiliki pengalaman berorientasi pada nilai di masa SMA, sebenarnya bagus untuk
mengukur tingkat kemampuan dalam ruang lingkup hidup di Indonesia. Saya
mengakui itu. Akan tetapi dulu, saya berkeinginan untuk merubah pandangan itu,
karena tanpa sadar ambisi saya membuat saya hampir gila. Ada masa dimana saya
bahagia ketika menghafal, saya bahagia ketika mengerjakan soal ujian atas apa
yang saya pelajari, tapi ketika saya belajar dan tidak mendapatkan nilai yang
saya harapkan. Betapa kecewa dan hancurnya saya hingga bagi adik-adik saya, saya
bagai orang yang depresi. Sedih bukan?
Sampai saat
ini, memang goal-oriented berdasar nilai masih berkembang didalam hidup saya,
walau saat ini saya sudah memulai goal oriented berdasarkan proses dan
keinginan untuk menguasai ilmu itu. Tahukah anda? Saya sangat senang ketika
bisa mengarang banyak bahasa prancis, saya bahagia ketika saya bisa berbicara
banyak bahasa prancis entah itu benar atau salah. Saya nyaman akan hal itu.
Saya hanya berdoa Allah memberikan yang terbaik atas setiap usaha saya dalam
belajar. Karena saya menyukai dan nyaman ketika belajar bahasa.
Kembali ke
keterkaitan, pada dasarnya dorongan yang kuat dan keinginan untuk berkembang
akan mengalir begitu saja, jika kita
sebagai manusia yang haus akan pengetahuan mencari lingkungan yang penuh dengan
keberhasilan. Seperti bergaul dengan teman-teman yang memiliki rekan yang
berhasil, atau senior-senior di kampus yang
pintar dan aktif. Hal itu akan membangun keingan dan menjadi inspirasi
bagi kita untuk berkembang dalam studi. Saya tidak ingin menggurui para
pembaca, melainkan saya hanya ingin merefleksikan apa yang saya alami
belakangan.
Disini saya tekankan kembali, saya tidak ingin menggurui melainkan hanya merefleksikan hal-hal yang saya lakukan dalam hidup saya. Motivasi yang kuat untuk mengembangkan prestasi akan terjadi apabila kita mendorong diri kita, menyadarkan alam bawah sadar kita dan menarik diri kita untuk berhenti bermain dalam kehidupan. art bermain disini ialah membuang waktu yang sangat sempit ini untuk memikirkan hal yang tidak seharusnya kita pikirkan, bermalas-malas diri, dan mengembangkan sociète de consommation (kebiasaan untuk berbelanja) kita dalam hidup.
Bagi saya, memiliki ambisi yang tinggi itu sangat penting bagi perkembangan studi, sikap fokus dan berusaha keras ( hard-working) itu yang utama . Karena itulah sebenarnya tembok kehidupan setiap manusia. Bukankah begitu? di dalam buku Young On Top karya Billy Boen dikatakan bahwa kerja keras itu juga sangat penting selain kerja cerdas yang juga penting. Nah, tinggal kita yang meminta dan menuntun diri kita, ingin seperti apakah diri kita agar dapat memberikan kontribusi besar dalam perkembangan studi kita. Sebesar apakah motivasi dan seberapa banyak inspirasi hidup yang telah kita miliki untuk berkembang? Marilah sama-sama saya dan anda berjuang untuk mengembangkan studi kita demi keberhasilan kita dan bangsa ini dimasa depan. Selamat berjuang! Bonne chance pour nous.
Jakarta, 04
Januari 2015
Salsabila
Fitriana
Comments
Post a Comment