Untuk kau yang telah bahagia : Sekiranya

Sekiranya, segala sesuatu atau harapan tentang pertemuan ini tidak pernah terjadi, mungkin tiada kemungkinan untuk menjadi pengagum dalam diam. Meskipun demikian, hati tidak pernah berbohong. tatkala mencintai dan menyayangi dengan tulus,  melalui doa sekiranya semua itu bisa tersampaikan. Kerinduan, hingga perpisahan. Hakikatnya rasa kasih sayang tidak perlu lagi untuk ditunjukkan lagi. Sekiranya, biarlah hati yang senantiasa melantunkan harapan agar rasa kagum bahkan kasih sayang ini tersampaikan. 

Kekaguman ini bukan berasal dari fisik, melainkan dari kebersamaan. Sekiranya tidak pernah ada kebersamaan, tiadalah kekaguman hingga rasa kasih sayang. Biarlah hati merasakan sendiri apa itu mencintai, menyayangi dengan tulus, hingga merasakan luka. Hati membutuhkan itu untuk membuatnya lebih bijaksana. Hati yang bijak akan mampu menyikapi perjalanan kemudian, apakah akan tetap mencintai dalam diam, atau tidak.

Jika kekaguman ini dari fisik saja, maka semua itu hanya berlangsung sementara. Jika ini hanya kekaguman fisik, apakah sampai sejauh ini rasa rindu dan kasih sayang, seolah-olah memekik hati dan memori, akan diperkenankan oleh hati?

sekiranya, jika semua ini tidak pernah dirancang oleh Tuhan, hati ini mungkin tidak akan dewasa dan bijaksana. Biarlah kiranya luka menghasilkan suatu pembelajaran besar perkara mencintai. Bukankah hakikatnya mencintai dengan tulus dihantarkan melalui doa?

kiranya, memang ada keinginan mengamati terus-menerus. rasa khawatir hingga rasa takut. meskipun begitu, hati ini memahami batasnya, hati ini memahami kondisinya. Hati ini memahami kedudukannya, hanya sebagai pengamat dan pengagum rahasia. Tidak mengapa, tidak masalah. 

Tuhan memahami mengapa hati memillih untuk menjadi pengagum dalam diam. 


©Lejournaldelavie, 05 Juni 2017 

Comments

Popular Posts